Minggu, 01 Juni 2014

Makalah Mikro Ekonomi Keseimbangan Konsumen

Diposting oleh Unknown di 6/01/2014 07:02:00 PM


BAB I
PENDAHULUAN
    
A.      Latar Belakang Masalah

            Analisis ekonomi mikro perilaku individual selalu dimulai dengan seberapa besar kepuasan konsumen atas barang dan jasa. Yang dimaksud dengan “seberapa besar kepuasan konsumen” adalah “utiliti”. Kata “utiliti” berarti kekuatan untuk mencapai kepuasan. Utiliti adalah suatu properti yang umum untuk komoditi yang diinginkan. Secara historis, teori nilai guna (utility) merupakan teori yang terlebih dahulu dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Dapat dilihat bahwa analisis tersebut telah memberi gambaran yang cukup jelas tentang prinsip-prinsip pemaksimuman kepuasan yang dilakukan oleh orang-orang yang berfikir secara rasional dalam memilih berbagai barang keperluannya. Tetapi, telah lama orang melihat suatu kelemahan penting dari teori tersebut, yaitu menyatakan kepuasan dalam angka-angka adalah kurang tepat karena kepuasan adalah sesuatu yang tidak mudah untuk diukur. Maka dikembangkan suatu pendekatan baru untuk mewujudkan prinsip pemaksimuman kepuasan oleh seorang konsumen yang memiliki pendapatan terbatas. Analisis ini dikenal sebagai analisis kurva kepuasan sama, yang meliputi penggambaran dua macam kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran pengeluaran.


B.       Rumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang permasalahan yang ada, maka dikemukakan  perumusan masalah sebagai berikut :
1.      Apa yang dimaksud dengan Teori Nilai Guna?
2.      Apa yang dimaksud dengan Garis Anggaran Belanja (GAB)?
3.      Apakah yang dimaksud dengan Keseimbangan Konsumen?

C.      Tujuan Penulis
           
                  Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai, adalah :
1.      Untuk mengetahui apakah Teori Nilai Guna itu
2.      Untuk mengetahui apakah Garis Anggaran Belanja itu
3.      Untuk mengetahui apakah Keseimbangan Konsumen itu




BAB II
PEMBAHASAN

A.     Teori Nilai Guna (Utiliti)

                  Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan, yaitu :
ü  Pendekatan nilai guna (utiliti) kardinal
      Dalam pendekatan ini, manfaat atau kenikmatan yang diperoleh seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif.
ü  Pendekatan nilai guna ordinal
          Dalam pendekatan ini, manfaat atau kenikmatan yang diperolh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi.

                  Di dalam teori ekonomi, kepuasan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan barang-barang dimanakan nilai guna atau utiliti. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya. Dan sebaliknya jika kepuasan itu semakin rendah maka semakin rendah pula nilai gunanya atau utilitinya.

Dalam membahas mengenai nilai guna perlu dibedakan di antara dua pengertian, yaitu :
ü  Nilai Guna Total (Total Utility)
                        Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu. Kurva nilai guna total bermula dari titik 0, yang menunjukkan tidak ada konsumsi barang x, selanjutnya akan naik seiring dengan bertambahnya jumlah konsumsi, dan pada akhirnya akan turun apabila konsumsi melebihi 8.

ü  Nilai Guna Marjinal
                        Nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu. Sebagai contoh nilai guna marjinal dari mangga yang kesepuluh adalah pertambahan kepuasan yang diperoleh dari memakan buah mangga yang kesepuluh.

a.        Hipotesis Utama Teori Nilai Guna
                     Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai “Hukum Nilai Guna Marjinal yang semakin Menurun” , menyatakan bahwa “tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi sedikit apabila orang tersebut terus menerus manambah konsumsinya ke atas barang tersebut”. Pada hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan bahwa pertambahan yang terus menerus dalam mengkonsumsi suatu barang tidak secara terus menerus menambah kepuasan yang dinikmati orang yang mengkonsumsikannya. Pada permulaannya setiap tambahan konsumsi akan mempertinggi tingkat kepuasan orang tersebut.
                     Misalnya, apabila seseorang yang berbuka puasa memperoleh segelas air, maka ia memperoleh sejumlah kepuasan dan jumlah kepuasan itu akan menjadi bertambah tinggi apabila ia dapat meminum segelas air lagi. Pertambahan kepuasan ini tidak berlangsung terus menerus, pada gelas kelima orang itu merasa bahwa yang diminumnya sudah terlalu banyak. Kalau ditawarkan pada gelas keenam maka orang itu akan menolak, karena dia merasa lebih puas meminum lima gelas air daripada enam gelas. Dengan demikian pada gelas keenam tambahan nilai guna adalah negatif dan nilai guna total dari meminum enam gelas adalah lebih rendah dari nilai guna yang diperoleh dari meminum lima gelas.

b.        Cara Memaksimumkan Nilai Guna
                     Salah satu pemisalan penting dalam teori ekonomi adalah setiap orang akan berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang dapat dinikmatinya. Kerumitan yang ditimbulkan untuk menentukan susunan atau komposisi dan jumlah barang yang akan mewujudkan nilai guna yang maksimum bersumber dari perbedaan harga-harga berbagai barang. Kalau harga barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama besarnya.

c.         Syarat Pemaksimuman Nilai Guna
                     Dalam keadaan dimana harga-harga berbagai macam barang adalah berbeda. Syarat yang harus dipenuhi agar barang-barang yang dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yang maksimum adalah Setiap rupiah yang dikeluarkan untuk membeli unit tambahan berbagai jenis barang akan memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya.

d.        Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan
                     Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan sebabnya kurva permintaan bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah yang menggambarkan bahwa semakin rendah harga suatu barang, semakin banyak permintaan ke atasnya. Ada 2 faktor yang menyebabkan permintaan keatas suatu barang berubah apabila harga barang itu mengalami perubahan, yaitu :
·        Efek Penggantian
                     Perubahan harga suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari barang yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut menjadi semakin rendah.

·        Efek Pendapatan
                     Kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka kenaikan harga menyebabkan riil menjadi semakin sedikit. Dengan perkataan lain, kemampuan pendapatan yang diterim untuk membeli barang-barang menjdi bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai jumlah berbagai barang yang dibelinya, termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang menyebabkan pendapatan riil bertambah, dari ini akan mendorong konsumen menambah jumah yang dibelinya. Akibat dari perubahan harga kepada pendapatan ini, yang disebut efek pendapatan, lebih memperkuat lagi efek panggantian didalam mewujudkan kurva permintaan yang menurun dari kiri atas ke kanan bawah.

e.      Surplus Konsumen
           Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dalam analisis ekonomi, dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan diantara kepuasan yang diperoleh seseorang didalam mengkonsumsikan sejumlah barang dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yang dibuat.

           Contoh: Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu buah yang cukup besar apabila harganya Rp.1500. Sesampainya dipasar ia mendapati bahwa mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp.1000. jadi, ia dapat memperoleh mangga yang diinginkannya dengan harga Rp.500 lebih murah daripada harga yang bersedia dibayarkannya. Nilai Rp.500 ini dinamakan Surplus Konsumen.

B.     Garis Anggaran Belanja (GAB)
                  Garis anggaran belanja adalah garis yang menghubungkan titik-titik kombinasi komoditi yang dapat dibeli dengan sejumlah penghasilan tertentu besarnya. Nilai kemiringan garis ini adalah minus perbandingan harga komoditi.

ü  Kurva Kepuasan Sama (Indefference)
                     Kurva indefferent merupakan kurva yang menunjukkan kombinasi konsumsi dua macam barang dari seorang konsumen yang memberikan tingkat kepuasan yang sama. Karakter kurva kepuasan sama, yaitu :
1)      Cembung terhadap titik original (convex to origin)
2)      Bergerak dari kiri atas ke kanan bawah (downward sloping)
3)      Tidak saling berpotongan
4)      Semakin tinggi kurva kepuasan sama, tingkat kepuasannya semakin besar
5)      Daerah yang relevan untuk berkonsumsi adalah yang berkecondongan negatif




ü  Bentuk Kurva Kepuasan Sama
               kurva kepuasan sama adalah suatu kurva yang menggambarkan gabungan barang-barang yang akan memberikan kepuasan yang sama besarnya. Kurva kepuasan sama menggambarkan keinginan konsumen untuk memperoleh barang-barang dan kepuasan yang akan dinikmatinya dari mengkonsumsi barang-barang tersebut. Dalam kenyataannya, konsumen tidak dapat memperoleh semua barang yang diinginkannya, sebab dibatasi oleh pendapatan yang dapat dibelanjakannya.
                                

ü  Garis Anggaran Pengeluaran
                     Kurva kepuasan sama menggambarkan keinginan konsumen untuk memperoleh barang-barang dan kepuasan yang akan dinikmatinya dari mengkonsumsi barang-barang tersebut. Dalam gambaran itu belum ditunjukkan sampai dimana kemampuan konsumen untuk membeli berbagai gabungan barang-barang tersebut. Di dalam kenyataannya, konsumen tidak dapat memperoleh semua barang yang diinginkannya sebab ia dibatasi oleh pendapatan yang dapat dibelanjakan. Dengan demikian persoalan yang dihadapi oleh setiap konsumen adalah “bagaimanakah ia harus membelanjakan pendapatan yang ada padanya sehingga pengeluaran tersebut menciptakan kepuasan yang paling maksimum kepadanya?”. Dengan menggunakan kurva kepuasan sama masalah ini tidak dapat dipecahkan. Analisis yang dibuat perlu juga menggambarkan garis anggaran pengeluaran (budget line) yang menunjukkan berbagai gabungan barang-barang yang dapat dibeli oleh sejumlah pendapatan tertentu.
http://meriana74hocwi.files.wordpress.com/2013/01/figure7-2.gif?w=300&h=205 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiOqB10LtEbDJZp65P7BUjFHey6Xk5i2RhPH_MiycHTZJ9QmbqI8jjKRmqulEK5ZGQXkHG-IhMAe1w0EenFzbMx1hdR3yQOnfpgAfZfoqKHHVqO9ifB-xX1ICg8ffIJm3G752mxoQ9Ulw/s1600/budgetline.jpg



C.     KESEIMBANGAN KONSUMEN
                  Keseimbangan konsumen merupakan suatu pencapaian kepuasan konsumen yang maksimum yang menyebabkan konsumen tidak lagi berusaha untuk menentukan gabungan barang lain yang akan digunakannya.

            Gambar kurva keseimbangan konsumen :
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh_fHIkE9U0HT7zyIy16Va3plQRusMdPN1BY_vMT8z73CSlm8rn9qTLw9i1Oz9BwWMfzUqL21yO_yHjWIKzQLf_BQIY1uuYjXGTEDfXv-Z4k2KnmYMjYb1m2ezTsE8-pg7BM_Ma3F8BOD0/s1600/2.JPG
ü  Pengaruh Perubahan Pendapatan Konsumen Terhadap Keseimbangan Konsumen
                     Income Consumption Curve (ICC), kombinasi produk yang dikonsumsi untuk memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat pendapatan.

http://gilangpratama.blog.binusian.org/files/2009/03/1-51-243x300.jpg

      Kurva Engel, menunjukkan hubungan antara pendapatan konsumen dengan jumlah barang yang dikonsumsi.

ü  Pengaruh Perubahan Harga Terhadap Keseimbangan Konsumen
                     Price Consumption Curve (PCC), kombinasi barang atau jasa yang dikonsumsi oleh konsumen yang memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat harga.

http://gilangpratama.blog.binusian.org/files/2009/03/2-3-229x300.jpg
                     Kurva permintaan konsumen individual diturunkan dari titik-titik pada kurva PPC, menggambarkan jumlah barang yang diminta pada berbagai tingkat harga.



























BAB III
KESIMPULAN


                  Pendekatan kedua untuk menerangkan tingkah laku konsumen dalam mengkonsumsikan barang dinamakan analisis kurva kepuasan sama. Dalam analisis digunakan dua jenis kurva, yaitu kurva kepuasan sama dan garis anggaran belanja. Dengan menggunakan kedua kurva ini akan ditunjukkan bahwa konsumen akan mencapai kepuasan yang maksimum apabila garis anggaran pengeluaran disinggung oleh kurva kepuasan sama yang paling tinggi.

                  Kurva kepuasan sama menggambarkan kombinasi dua barang yang memberikan suatu tingkat kepuasan tertentu. Sedangkan garis anggaran belanja menggambarkan kombinasi dua barang yang dapat dibeli oleh sejumlah uang tertentu. Dengan demikian, pemaksimuman kepuasan yang digambarkan adalah tingkat kepuasan maksimum dari mengkonsumsi dua barang dengan menggunakan sejumlah pendapatan tertentu.

                  Seperti dengan teori nilai guna, dalam analisis kurva kepuasan sama, dapat pula dibentuk dan dibuktikan bahwa kurva permintaan ke atas sesuatu barang berbentuk menurun dari kiri atas ke kanan bawah.





















DAFTAR PUSTAKA

Sukirno Sadono, Teori Pengantar Mikro Ekonomi Edisi ke-3. Rajawali Press. Jakarta 2002 dbrainstorms97.blogspot.com
matakuliah.files.wordpress.com
faizulmubarak.wordpress.com







0 komentar:

Posting Komentar

 

Bintan Roisah Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea